Perkembangan usaha mikro dewasa ini kian meningkat. Terlebih lagi, pemerintah sangat mengapresiasi segala bentuk usaha mikro di Indonesia, sehingga mereka mengerahkan segala cara agar pelaku usaha bisa mendapat keuntungan dari penjualan produk mereka. Oleh karena itu, terdapat berbagai program untuk membantu pelaku usaha ini. Apa sajakah program tersebut? Mega Legalisasi akan membahas lebih dalam mengenai usaha mikro dalam artikel ini.

Sumber: freepik.com
Baca Juga: Berbagai Usaha Unik Dari Mahasiswa Indonesia
Pengertian Usaha Mikro
Jika kita mengacu pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008, usaha mikro masuk ke dalam kategori UMKM yang merupakan singkatan dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, atau dapat disingkat menjadi UMKM. Namun ketiganya memiliki definisi yang berbeda. Usaha mikro sendiri dapat berarti usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan, yang telah memenuhi kriteria Usaha Mikro, sebagaimana telah tertera dalam Undang-Undang.
Usaha mikro juga memiliki perbedaan dengan usaha kecil menengah dalam hal pembinaan dan pemberdayaan, serta yuridis formal. Jika yang melakukan pembinaan dalam usaha mikro adalah kabupaten dan kota, maka yang melakukan pembinaan pada usaha kecil adalah provinsi dan usaha menengah oleh yang berskala nasional. Sementara dalam hal yuridis formal, usaha mikro relatif tidak berbadan hukum, sedangkan usaha kecil menengah wajib memiliki dasar/berbadan hukum.
Kriteria Usaha Mikro
Agar tidak kebingungan untuk membedakan usaha mikro dengan jenis usaha lain terlebih usaha kecil dan menengah, terdapat beberapa kriteria. Usaha produktif milik perorangan ini biasanya memiliki total aset dengan maksimal jumlah sebesar 50 juta rupiah. Namun, aset ini belum termasuk tanah, maupun bangunannya. Sedangkan untuk omzet, usaha mikro biasanya memiliki omzet standar sebesar 300 juta rupiah per tahunnya.
Dan juga, usaha mikro biasanya memiliki jumlah karyawan yang sedikit, yaitu kurang dari empat orang. Ada pula kekurangan dari usaha ini, contohnya belum pernah melakukan sistem administrasi keuangan yang sistematis dan juga sulit mendapat bantuan dari perbankan. Selain itu, barang jualan juga sering berubah-ubah karena mereka mengikuti tren pasar yang ada.
Contoh Usaha Mikro
Kita seringkali menemui usaha mikro, sebab memang banyak masyarakat yang melakukannya untuk menjadi sumber penghasilan utama maupun tambahan. Berikut merupakan contoh usaha mikro yang umum di Indonesia.
Usaha Kue Tradisional
Kamu pasti sering menemui usaha kue tradisional yang biasanya ada di sekitar pasar ya ‘kan? Entah itu pasar tradisional atau pasar modern, banyak pelaku usaha yang menjalankan bisnis ini. Masyarakat sering mengaitkan usaha berjualan kue tradisional itu berarti di kaki lima atau pinggir jalan, namun dewasa ini, pikiran tersebut banyak yang keliru. Banyak penjual yang merasa bahwa penyediaan etalase untuk berjualan kue dapat menarik orang untuk membeli, karena mereka melihat sisi higienitasnya. Pelaku usaha juga banyak menggunakan dus kue untuk membungkus, daripada plastik. Beberapa masyarakat menyukai pola seperti ini, karena selain bersih, mereka juga dapat menghemat plastik sebagai upaya untuk mengurangi polusi plastik.
Usaha Keramik
Jika kamu sering berjalan-jalan ke kota wisata seperti Yogyakarta, pasti kamu sering melihat usaha barang unik seperti tas, gelang, atau kalung, bukan? Nah selain aksesoris seperti itu, Yogyakarta juga sering menjual aneka keramik yang bisa menghiasi sudut-sudut rumahmu. Dengan berbagai motif unik khas Yogyakarta, pelaku usaha menyajikan berbagai jenis keramik atau bahkan alat makan keramik yang dapat kamu gunakan atau kamu hadiahkan ke teman atau sanak saudaramu.
Jenis usaha ini bersifat padat karya, dan usaha ini juga memberikan pengaruh cukup signifikan pada gerakan roda ekonomi masyarakat. Selain mereka dapat memasarkan keunikan barang Yogyakarta, mereka pun dapat menyambung untuk hidup yang lebih baik dengan usaha ini.
Usaha Sablon
Jangan kira usaha sablon hanya gitu-gitu saja. Begitu banyak kalangan yang membutuhkan usaha sablon, bahkan murid-murid SMP dan SMA. Sebab, sekolah banyak memberikan apresiasi kepada para murid yang kreatif, jadi banyak kelas yang berlomba-lomba untuk mendesain baju kelasnya agar terlihat menarik. Ada pula keluarga yang ingin membuat baju yang sama untuk pertemuan keluarga saat Idul Fitri atau Natal, sehingga mereka membawanya ke sablon dengan desain yang telah dirancang sebelumnya.
Tidak hanya sablon pada pakaian, namun usaha ini juga menyediakan sablon untuk berbagai perlengkapan untuk berjualan. Seperti coffee shop, pelaku usaha akan mencari jasa sablon untuk menyematkan gambar dan tulisan merek kedai mereka pada gelas plastiknya.
Usaha Warung Sembako
Mungkin bagi sebagian orang, usaha ini terlihat remeh karena sekarang sembako pun dapat mereka temukan di retail ternama seperti Alfamart atau Indomaret. Namun pada kenyataannya, jika warung sembako tersebut berada di kampung yang agak terpencil dan jauh dari jangkauan minimarket, usaha ini sangat membantu penduduk sekitar. Mereka dapat membeli kebutuhan harian dengan harga grosir, sehingga bagi mereka yang membuka usaha warung pun dapat sangat terbantu.
Mungkin membuka usaha ini memerlukan kesabaran ekstra, tapi jika kamu menekuninya, usaha ini bisa berkembang dan besar. Apakah kamu ingin coba membuka usaha seperti ini?
Baca Juga: Butuh Tips Untuk Raih Beasiswa Luar Negeri Impianmu?
4 Program Pemerintah Untuk Dukung Usaha Mikro
Nah sekarang, mari kita bahas 5 program pemerintah yang ditujukan untuk mendukung usaha mikro. Ada program Rumah Ekspor, Coaching Program for New Exporters atau biasa kita kenal sebagai CPNE, Desa Devisa, dan juga Program Kemitraan. Masing-masing program memiliki karakteristiknya tersendiri, mari kita simak keterangan lengkapnya berikut ini.
Rumah Ekspor
Rumah ekspor merupakan salah satu bentuk pelaksanaan mandat untuk mendorong pengembangan UMKM, yang bertujuan sebagai tempat berinteraksi berbagai institusi yang mendukung pelaksanaan ekspor, baik itu dari internal Kementerian Keuangan ataupun dari pemerintah daerah.
Pemerintah berharap dari adanya Rumah Ekspor ini, rencana besar untuk membangun akselerasi pertumbuhan ekspor dapat berjalan dengan lancar. Sehingga kebangkitan Indonesia dapat terasa secara nyata sejak pandemi COVID-19 yang membuat Indonesia tertinggal dari berbagai segi selama dua tahun.
Pemerintah juga berharap pelaku usaha yang berorientasi ekspor dapat meningkatkan usahanya sehingga nilai dan volume ekspor yang berkelanjutan dapat melejit pula. Sehingga di Rumah Ekspor ini, pelaku usaha dapat melihat National Export Dashboar (NED) yang merupakan data terintegrasi mengenai data, informasi dan analisis kinerja ekspor nasional.
Coaching Program for New Exporters (CPNE)
Program spesial ini bertujuan agar pelaku usaha bisa mendapat akses pelatihan intensif. Para peserta akan mendapatkan berbagai wawasan dan pengetahuan, mulai dari pengetahuan dasar, hingga ke tingkatan lebih lanjut. Oleh karena itu, pemerintah berharap mereka dapat menciptakan pelaku usaha mikro berorientasi ekspor yang berdaya saing, dan juga menghasilkan produk bernilai ekspor.
Banyak pelaku usaha yang mengikuti program CPNE ini, dan mereka berasal dari berbagai sektor usaha, seperti makanan dan minuman, kosmetik, kerajinan tangan, garmen, bahkan furnitur.
Desa Devisa
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat seperti program lainnya, dan juga meningkatkan daya saing komoditas yang suatu wilayah hasilkan. Pemerintah berharap, program Desa Devisa dapat membuat desa, komunitas, atau cluster tertentu untuk melakukan aktivitas produksi secara berkelanjutan. Sehingga, penerima program dapat berperan dalam rantai pasokan ekspor dengan produk berkualitas daya saing tinggi.
Hingga saat ini, LPEI telah mengadakan program Desa Devisa di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Bali. Harapannya, LPEI akan mendapat kesempatan untuk menyelenggarakannya di daerah lain, sehingga kesempatan masyarakat untuk berkembang pun semakin meluas.
Program Kemitraan
Program Kemitraan bertujuan untuk memberdayakan kompetensi ekonomi kaum marginal, sehingga peningkatan pendapatan melalui kegiatan usaha skala mikro, kecil dan menengah dapat dilakukan dengan memberikan dana pinjaman berbunga rendah. Terdapat tiga klafisikasi dalam program ini, yaitu pemberian dana pinjaman lunak, pelatihan kewirausahaan, serta pengembangan kreativitas kepada para Mitra Binaan yang bergerak pada UMKM.
Baca Juga: Ambil Beasiswa di Finlandia, Worth It Nggak Ya?
Bagaimana Mega Penerjemah Dapat Berkontribusi?
Artikel ini sudah menjelaskan bagaimana program ekspor bagi Indonesia sangatlah penting untuk kemajuan UMKM Indonesia. Untuk membuat usaha ekspor ini semakin tinggi peminat, pelaku usaha dapat membuat usahanya terkenal di kalangan orang asing. Oleh karena itu, Mega Penerjemah hadir untuk membuat usahamu ramah turis.
Kami dapat menerjemahkan situs webmu sehingga lebih mudah menarik para turis, dan juga menerjemahkan deskripsi barang-barang yang kamu jual. Dengan begitu, turis akan lebih mudah memahami fungsi dan asal usul barang tersebut.
Kami undang kamu untuk melihat jasa kami yang lain disini. Jangan ragu untuk mengirim pesan pada kami melalui Whatsapp atau surel yang telah tertera di kolom kontak kami.
Kami tunggu pesan Anda!