Apa sih artinya menjadi freelance itu? Apakah pekerjaan freelance itu mudah? Apakah bayarannya sesuai dengan usaha? Banyak sekali pertanyaan yang melintas dari para pejuang rupiah yang menjadikan freelance sebagai opsi. Itulah yang mungkin freelance penerjemah bahasa Jepang pikirkan awalnya, sebelum mereka terjun ke dunia pekerjaan sesungguhnya. Namun apa yang membuat mereka bertahan? Dan tantangan apa saja yang mereka hadapi selama bekerja? Pada artikel ini, Mega Legalisasi akan mengulas beberapa tantangan yang mungkin seorang freelance penerjemah hadapi selama bekerja. Mari kita simak terlebih dahulu pengertian freelance atau pekerja lepas berikut.

Sumber: freepik.com
Baca Juga: Ilmu yang Harus Dikuasai oleh Sworn Translator
Pengertian Freelance Penerjemah Bahasa Jepang
Freelance penerjemah, atau yang dapat kita sebut sebagai penerjemah lepas, merupakan pekerjaan menerjemahkan yang dilakukan tanpa ada peraturan yang terlalu mengikat. Bukan berarti seorang penerjemah lepas bisa seenaknya atau menentukan waktu tenggat dengan bebas. Mereka juga harus dapat mengukur dan memikirkan bagaimana pekerjaannya dapat selesai sesuai dengan kebutuhan klien. Mereka juga harus memastikan bahwa mereka mampu mengerjakan terjemahan sesuai dengan kaidah yang berlaku. Untuk itu, menentukan deadline sendiri bagi seorang freelance penerjemah merupakan hal yang amat penting.
Nah bagaimana dengan freelance penerjemah bahasa Jepang? Ya, tentu saja sama. Terlepas dari bahasa yang digunakan, seorang penerjemah lepas harus mampu menerjemahkan sesuai dengan kaidah tertentu dan juga mereka harus bisa mengikuti gaya yang diinginkan oleh klien. Mau tahu tantangan lain yang sekiranya dapat muncul di dunia penerjemahan? Yuk simak rinciannya berikut ini.
Tantangan Seorang Freelance Penerjemah Bahasa Jepang
Oke, bagi kamu seorang mahasiswa Sastra Jepang, apakah kamu mulai keteteran dengan beberapa mata kuliahnya? Kira-kira topik apa yang sulit untuk kamu pelajari? Mungkin akan ada berbagai jawaban yang beragam ya, sebab kapasitas orang untuk memahami sesuatu pasti berbeda satu sama lain. Namun, ada beberapa kesulitan umum yang sering freelance penerjemah Bahasa Jepang temui saat menjalani pekerjaannya. Mulai dari kesulitan untuk memahami konteks (biasanya akan ada beberapa jenis tulisan berupa jurnal, novel, dan juga berbagai teks lainnya yang penerjemah benar-benar harus pahami konteksnya), hingga hapalan huruf kanji. Mari kita lihat daftar tantangannya berikut ini.
Upaya Memahami Huruf Kanji
Ya, ini tantangan umum yang sering penerjemah lepas bahasa Jepang hadapi. Mengapa? Alasannya sederhana, yaitu karena huruf kanji sangatlah banyak. Tidak hanya puluhan atau ratusan, namun ribuan. Kita bisa melihat berbagai keluhan (atau mungkin sekadar cerita) dari penerjemah bahasa Jepang, bahwa kanji sangat sulit untuk dihafalkan luar kepala. Bahkan seorang pengguna Quora mengatakan bahwa seorang perawat harus bisa menguasai kurang lebih 5000 huruf kanji. Cukup membuat pusing, ‘kan?
Kalau dipikir-pikir, memangnya siapa sih yang menciptakan huruf kanji? Setidaknya, darimanakah huruf-huruf tersebut berasal?
Darimana Asal Usul Huruf Kanji?
Jawabannya adalah Cina. Huruf ini bernama Kanji, karena huruf tersebut ada sejak kekuasaan Dinasti Kan. Oleh karena itu, kanji dapat berarti huruf negeri Kan. Terlebih lagi, bagi orang Jepang, huruf kanji sangat membantu untuk memahami arti suku kata. Meskipun ada beberapa frasa yang bernama sama, bukan berarti huruf kanjinya juga akan sama persis. Sebab itu, orang Jepang dapat melihat huruf kanji sepintas saja untuk memahami arti kata yang dimaksud. Menarik, bukan?
Pola Kalimat Jepang yang Membingungkan
Bagi penerjemah bahasa Jepang, pola kalimat yang terdapat pada suatu tulisan merupakan hal vital. Namun, memahami polanya pun tidak mudah. Penerjemah sering terbolak-balik dalam menggunakan pola kalimat bahasa Jepang, oleh karena itu, membaca keseluruhan terlebih dahulu sebelum menerjemahkan bacaan berbahasa Jepang sangatlah penting.
Yang Harus Penerjemah Pahami Pada Pola Kalimat Jepang
Tentu saja, untuk hal dasar, penerjemah harus mampu membedakan kata benda, kata kerja, kata sifat, adverbia, pronomina, konjungsi, dan interjeksi. Untuk kata sifat sendiri, ada beberapa perbedaan, yaitu kata sifat-1 dan kata sifat-na. Penerjemah harus dapat membedakan kapan dia akan menggunakan kata sifat-i dan kata sifat-na sesuai dengan konteks yang ada.
Perbedaan Budaya
Sebenarnya hal ini tidak hanya terjadi pada penerjemah bahasa Jepang, namun penerjemah bahasa lain juga. Penerjemah harus mengetahui dengan pasti budaya apa yang terdapat pada bacaan yang ia terjemahkan, setidaknya, dia harus bisa mencari tahu mengenai budaya tersebut, agar pembaca pun dapat memahami apa yang ingin penulis sampaikan pada bacaan tersebut lewat seorang penerjemah.
Contoh Kata Yang Tidak Ada di Indonesia Namun Ada di Jepang
Mungkin penerjemah akan kesulitan menerjemahkan beberapa kosakata Jepang, karena kata tersebut tidak umum di Indonesia. Contohnya saja binatang mizusumashi. Untuk kesulitan ini, penerjemah harus dapat mendeskripsikannya secara rinci pada hasil terjemahannya.
Baca Juga: Gimana Cara Kemendikbud Tingkatkan Kualitas Pendidikan Indonesia?
Apakah Kamu Membutuhkan Jasa Penerjemah Freelance Bahasa Jepang?
Nah apakah menurutmu menjadi penerjemah bahasa Jepang merupakan hal yang sulit? Tergantung orang yang melakukannya. Jika dia merasa bahwa dia dapat menghadapi tantangan diatas, mungkin menerjemahkan bisa menjadi mudah bagi mereka.
Namun untuk kamu yang membutuhkan penerjemahan dari bahasa Jepang ke bahasa Indonesia atau sebaliknya, kamu bisa andalkan Mega Penerjemah untuk mengonversi teks bahasa Jepang tersebut. Pasti kamu tidak akan pusing membacanya jika sudah ada terjemahannya, bukan?
Bagi kalian yang masih ragu untuk andalkan kami sebagai penerjemahmu, kamu bisa kunjungi situs web kami disini dan lihat berbagai layanan kami. Bisa jadi ada layanan kami yang cocok untukmu.
Jangan ragu untuk hubungi kami di nomor Whatsapp atau surel yang tertera di kolom kontak, ya!